KEMBALI KE AL-QUR'AN MENURUT SUNNAH RASUL (Part-2)
Pada tulisan Kembali Ke Al-Quran Menurut Sunnah Rasul Part-1 telah disampaikan alasan penggunaan judul ini. Selanjutnya kita flashback (kilas balik) lewat pelajaran sejarah yang ada di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Kilas balik lebih jauh tentunya kita juga harus belajar dari sejarah dunia sejak jaman Sebelum Masehi (SM) maupun pada jaman sesudah Masehi (M). Bahkan kita teropong jauh sampai jaman Nabi Adam diturunkan ke Dunia ini. Sorotan kajian kita berputar pada peradaban dan kebudayaan manusia dengan adanya pergantian siang (Nur) dan malam (Dzulumat) yang terus berganti.
Pada pelajaran Tarikh Islam di sebuah Pondok Pesantren dengan kurikulum terpadu Madrasah Tsanawiyah/Aliyah dengan Ilmu Pesantren, dinyatakan bahwa pembagian pokok bahasan sejarah terbagi dalam tiga masa; (1) Masa Sebelum Romawi Jatuh Ke-1, (2) Masa Antara Romawi Jatuh Ke-1 sampai Romawi Jatuh Ke-2, dan (3) Masa Setelah Romawi Jatuh Ke-2. Agak sedikit aneh dengan kurikulum itu, bicara Tarikh Islam koq yang jadi patokan sejarah Romawi??? Seharusnya pada pelajaran Tarikh Islam masa sejarah itu terbagi tiga juga, yakni (1) Masa Sebelum Nabi Muhammad Lahir, (2) Masa Saat Nabi Muhammad Hidup, dan (3) Masa Setelah Nabi Muhammad Wafat. Jika yang jadi patokannya adalah Nabi Muhammad SAW tentu akan lebih sesuai untuk pelajaran Tarikh Islam.
Lucunya lagi diungkapkan masa keemasan sejarah Islam (The Golden Age of Islam) itu ada di jaman Khalifah Harun Al-Rasyid. Yang lahir pada tahun pada 17 Maret 763M (148H) dan wafat pada tanggal 24 Maret 809M (189H). Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasiyah dan mulai memerintah di usia 23 tahun dari tahun 786M (170H) hingga 803M (186H). Pengangkatannya terjadi pada malam sabtu tanggal 16 Rabiul Awal 170H. Seharusnya ini adalah The Golden Age of Abbasiyah, sedangkan The Golden Age of Islam itu ada pada masa Madinatul Munawwarah yang terjadi di jaman Muhammad Rasulullah dan jaman Khalifah Rasyidin.
Mari kita mulai tengok masa sejarah pertama, yakni Sebelum Nabi Muhammad lahir.
Kita menemukan bukti yang ada di dalam Al-Qur'an, yang kita yakini itu adalah benar, surat An-Naml ayat 29-31, halaman 379, bahwa BISMILLAHIR ROHMAANIR ROHIIM itu sudah ada sejak jaman Nabi Sulaiman.
Berkata Ratu Balqis ketika menerima surat dari Nabi Sulaiman,"Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya itu dari Sulaiman, yang isinya Bismillahir Rohmaanir Rohiim. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."
Itu membuktikan bahwa Bismillahir Rohmaanir Rohiim sudah ada dalam Kitab Jabur menurut sunnah Daud, karena Nabi Sulaiman adalah putra dari Nabi Daud. Dari Wikipedia ditulis masa hidupnya Nabi Daud secara umum diperkirakan bertarikh 1040–970 SM, pemerintahannya atas Kerajaan Yehuda di Hebron 1010–1002 SM, dan pemerintahannya atas seluruh Israel 1002–970 SM. Nabi Daud sebagai Raja digantikan oleh putranya Nabi Sulaiman tahun 975 – 935 SM.
Jika kita berpedoman pada QS Al-Baqoroh ayat 4 berarti juga bahwa Bismillahir Rohmaanir Rohiim itu juga ada pada Kitab sebelumnya yaitu Taurat menurut sunnah Musa dan ada juga pada Kitab sesudahnya yaitu Injil menurut sunnah Isa. Begitu juga pada semua nabi mulai dari (1) Adam; (2) Idris; (3) Nuh; (4) Hud; (5) Shaleh; (6) Ibrahim; (7) Luth; (8) Isma'il; (9) Ishaq; (10) Ya'qub; (11) Yusuf; (12) Ayyub; (13) Syu'aib; (14) Musa; (15) Harun; (16) Zulkifli; (17) Dawud; (18) Sulaiman; (19) Ilyas; (20) Al-Yasa; (21) Yunus; (22) Zakariyya; (23) Yahya; (24) Isa; Sampai pada (25) Muhammad, yakni Al-Qur'an menurut sunnah Muhammad SAW.
Bismillahir Rohmaanir Rohiim muncul dan hilang, kemudian muncul dan hilang lagi itu seiring adanya pergantian Siang dan Malam, Nur dan Dzulumat, karena adanya pergeseran garis iman. Dari beriman pada Allah bergeser menjadi beriman pada Thogut. Bergesernya itu karena adanya peran Syaithon.
Dari Adam sampai dengan Ibrahim yang berperan dalam menggeser garis iman adalah Iblis. Setelah garis iman Ibrahim dan Luth, berlanjut pada Ismail dan Ishak, berlanjut pada Yakub dan Yusuf, sampai sekarang yang berperan menggeser garis iman adalah Yahudi, yang bertindak selaku duta Iblis di permukaan bumi ini.
Yahudi terhadap Al-Qur’an mengetahui seperti tahunya orang tua terhadap anaknya (Lihat Al-Baqarah 146 dan Al-An’am 20), karena setiap kali Allah menurunkan ilmu-Nya kepada para Rasul, mulai dari Milah Ibrahim, Taurat ms Musa, Zabur ms Daud dan Injil ms Isa, setiap kali pula ilmu itu jatuh ke tangan Yahudi. Namun sayang Yahudi tidak mau hidup dengan Ilmu Allah, tetapi lebih suka memilih hidup amaniya (Lihat Al-Baqarah 78). Untuk memperkuat posisinya Yahudi melakukan politik memutar balik fakta, yang benar dibikin salah dan yang salah dibikin benar (lihat Al-Imran 71), ujungnya hidup ini bagaikan benang kusut dan pada akhirnya melahirkan kekusutan hidup abad 20 dan abad 21 ini.
Peran Yahudi dalam menggusur ajaran Allah nampak sekali pada sunnah Yusuf, sunnah Musa, sunnah Daud dan sunnah Isa. Bahkan sebelum muncul sunnah Muhammad, bangsa Arab dibuatnya menjadi tujuh piramidal kelas, diantaranya masuk Helenisme, Sarasinisme, Lata, Mana dan Uzza. Setelah Muhammad wafat, Yahudi tampil kembali memutar balik fakta, yang benar dibikin salah dan yang salah dibikin benar, sehingga bangsa Arab PASCA sunnah Muhammad kembali lagi kepada kehidupan Dzulumat.
Sampai akhirnya Al-Qur’an menurut sunnah Rasul belum keluar dari jazirah Arab, walaupun matan-nya tetap asli, tapi makna/tafsir-nya sudah disembelih menjadi Al-Qur’an menurut sunnah Syayatin, . Pertama kali ini dilakukan oleh Muawiyah bersama Partai Pengusungnya, sehingga Ibu Kota pemerintahan dipindahkan dari Madinatul Munawwarah ke Damaskus (Pelabuhan International dan Kota Dagang di jaman itu). Maka menyebarlah ke seluruh penjuru dunia Al-Qur'an menurut sunnah Syayatin oleh pedagang-pedagang eksport-import yang didukung Penguasa. Sedangkan ulama-ulama Al-Qur'an menurut sunnah Rasul tetap bertahan di Madinatul Munawwarah. Yang menyukai Muawiyah itu banyak dan yang menolak Muawiyah juga banyak, tergantung mengusung Partai yang mana??? Hihihi koq mirip Indonesia saat ini ya???
Pertanyaannya adalah yang sampai ke diri kita saat ini Al-Qur'an menurut sunnah SIAPA? (bersambung ke Part-3)
0 Response to "KEMBALI KE AL-QUR'AN MENURUT SUNNAH RASUL (Part-2)"
Posting Komentar